Ada pengalaman menarik, saat aku mengikuti pelatihan penulisan buku di kampusku, hari kamis, 11 Mei 2006 kemarin. Pelatihan penulisan buku tersebut kerjasama antara kampusku dan salah satu penerbit buku yang sudah menyandang nama besar dari Jogjakarta.
Acara dikemas dalam bentuk presentasi materi oleh pembicara dari penerbit buku tersebut, materinya meliputi:
1. Sekilas industri penerbitan
2. Bagaimana agar naskah anda menarik perhatian penerbit
3. Penyajian & bahasa buku ajar
4. Menulis itu gampang dan menyehatkan
5. Menulis dengan cepat
Apakah materinya menarik..??? Sangat..!!! :-)
Kemudian ada sesi tanya jawab, disini peserta bisa mengajukan pertanyaan seputar penulisan buku, buku seperti apa yang kira-kira memiliki peluang besar untuk diterbitkan dsb. Kemudian saat ada peserta yang bertanya, bagaimana minat penerbit tersebut dengan buku-buku tentang Linux? Jawabannya benar-benar membuatku tercengang.. :-)
Dia mengatakan kalau penerbit tempat dia bekerja tidak begitu tertarik untuk menerbitkan buku-buku Linux baru. Karena mereka sudah pernah menerbitkan beberapa buku tentang Linux tetapi menurut mereka penjualannya kurang bagus. Menurutnya, pengguna Linux di Indonesia terkesan sebagai komunitas underground yang sombong dan nggak ramah. Pengguna Linux biasanya nggak butuh buku, karena mereka selalu belajar dari HowTo. Ternyata pembicara tersebut juga punya pengalaman buruk waktu mencoba mengajukan pertanyaan tentang linux ke salah satu milis komunitas Linux.
"Bagaimana setting printer di Linux?"
Dari anggota milis tersebut tak ada yang memberikan jawaban, makanya dia berpendapat orang-orang Linux itu sombong. Apalagi kemudian dia membandingkan dengan milis pengguna Windows. Kalau dia mengajukan pertanyaan serupa (setting printer di windows maksud saya), pasti ada orang yang langsung memberi penjelasan dengan ramah, "bahkan ada lho buku yang memang ditulis khusus untuk membahas permasalahan tersebut" kata Bapak pembicara.
Sewaktu SD kita pernah mendapatkan pelajaran PMP, tentang hidup bermasyarakat. Kalau kita datang ke suatu masyarakat tertentu sebaiknya kita berbesar hati untuk mempelajari kebudayaan masyarakat tersebut barang sedikit. Supaya kita dapat diterima dengan baik.
So, sewaktu kita mau bertanya ke milis, sebaiknya kita mempelajari aturan-aturan di dalam milis tersebut.
Kenapa pertanyaan "Bagaimana cara setting printer di Linux?" tidak mendapatkan jawaban? Karena orang yang ingin menjawab harus balik bertanya dulu
1. "Printer apa yang anda pakai?"
2. "Anda memakai distro linux apa sekarang?"
Coba anda mengajukan pertanyaan
"Saya punya printer merk x tipe y, saya menginstal Linux Mandriva 2005, bagaimana cara setting printer agar bisa digunakan?"
Aku yakin, pasti mendapat tanggapan ;-)
Aku jadi bertanya-tanya, apa benar sich pengguna Linux tuh sudah cukup belajar dari HowTo, dan tidak membutuhkan buku?
Ada Linuxer yang mau ngasih comment?? Thanks..
ps: kalau anda ingin tahu etika bertanya di milis. coba anda buka buka link ini http://wiki.linux.or.id/Cara_bertanya_yang_baik
Orang Linux Gak Butuh Buku...???
Diposting oleh
Dhanie
at
Juli 04, 2006
Label: Opini
0 komentar:
Posting Komentar
Yang Menanggapi ;-)