My Documentation

Aku Mendengar, Melihat dan Merasa. Dan Inilah Dokumentasinya.

Menjadi

ingin menjadi bulan, menemanimu sepanjang malam

saat pagi tiba, bulan menghilang

ingin menjadi bintang, melihatmu setiap waktu

tapi bintang terlalu jauh

ingin menjadi cahaya, menerangi gelapmu

tapi cahaya tak bisa menyentuhmu

ingin menjadi udara, yang kau hirup disetiap nafasmu

tapi kau tak akan menyadari keberadaanku

lelah...

aku ingin menjadi diriku

biarpun sulit untuk membuatmu tahu

begitu dalam rasa ini, padamu

Arrggghhh... Kacau... !

Iya hari ini aku kacau banget... Gak tau kenapa, eh sebenarnya aku tau kenapa hehehe... Dari tadi pagi, aku dah bolak-balik ngelakuin hal-hal konyol :-( Sebenarnya hanya masalah manajemen perasaan aja sich.. Badai pasti berlalu hehehe...

Perpustakaan Pindah

Setelah dua minggu tutup dalam rangka stock opname dan pindah gedung. Akhirnya Kamis, 10 Agustus 2006 kemaren perpustakaan di kampusku melakukan "grand opening again" :-D

Perpustakaan yang baru asyik banget dech, ruangannya jadi tambah luas. Dengan warna pink dan merah maroon (warna favoritku no.2, biru no. 1) yang mendominasi, kesannya girly banget :-)

Sekarang ruang hampa udara eh hampa suaranya makin luas juga. Yang bikin betah lagi ditengah-tengah ruang baca ada kolam air besar, sayang blum ada bunga-bunga dan ikannya :-p AC nya diganti dengan yang besar, jadi duuuuiiiinginnn banget, pas cari buku aja aku sampe menggigil.. bbbrrr.. serasa di kutub. Emang pernah ke kutub ? Belum sich..

Perpustakaan tuh tempat paling favorit bagi aku. Karena disamping menyimpan harta karun yang bisa tak pinjem yaitu buku. Di sana juga bisa dilakukan kegiatan multifungsi lainnya. Misalnya, ngadem, mejeng-mejeng, ngrumpi sambil bisik-bisik, ngenet, baca majalah, baca koran, ngelamun, ngerjain tugas dan yang terakhir ngedate :-D

Nah pagi ini, saat aku ke perpus buat ngenet, ternyata hotspotnya blum dipasang. Hiikzz.. kecele dech akunya, terpaksa harus ngenet di meja bundar Lantai 8.

Cerita Tentang Bidadari

Di suatu tempat yang jauh diatas langit, ada sebuah negeri tempat tinggal para bidadari yang disebut Khayangan. Disana bidadari cantik melakukan aktifitas sehari – hari, pagi hari mereka keluar dari peraduan untuk berendam di danau yang airnya beraroma bunga. Bersenda gurau, saling mencipratkan air, ngerumpiin dewa-dewa dan bersenandung dengan riang. Kemudian mereka keluar dari air dan menyisir rambut panjang yang lembut, berkilau dan harum. Di negeri yang sangat indah itulah Shelina tinggal.

Biarpun hidup di Khayangan sangat menyenangkan, Shelina sangat tertarik dengan kehidupan lain di bumi, rasa ingin tahunya yang besar akan negeri selain tempatnya tinggal membuat Shelina sering melihat-lihat tempat dibumi. Untuk berhubungan dengan bumi bidadari bisa melihat melalui kelopak bunga. Shelina suka melihat laut, gunung, hutan, sungai, gedung, dan apapun yang tampak di kelopak bunga. Suatu hari Shelina melihat bangunan yang sangat indah, terbuat dari kaca dengan detail unik di sana sini. Di mana-mana ada bunga mawar yang membuat bangunan itu terlihat manis. Saat Shelina mengamati keindahannya dalam diam, ada pesan yang muncul di kelopak bunganya.

Istana kaca : Hi..

Shelina : Hi juga..

Istana kaca : asl please..

Shelina : 24, f, khayangan. U?

Istana kaca : 29, m, bumi. Khayangan? Di manakah itu?

Shelina : kalau kamu memandang keatas, jauh diatas langit, ada negeri yang bernama khayangan. Disini tempat bidadari dan dewa tinggal.

Istana kaca : cam dong.. aku ingin bisa melihatmu :-)

Shelina : di sini aku melihatmu dari kelopak bunga, jadi aku gak punya camera :-D namaku Shelina, aku bidadari :-)

Istana kaca : wah.. nama yang indah, pasti kamu bidadari yang jelita ;-)

Shelina : :-) terima kasih. Bagaimana aku memanggilmu?

Istana kaca : aku Istana kaca.

Ternyata Istana kaca adalah teman yang menyenangkan, setiap hari Shelina menunggu saat-saat bisa bercakap-cakap dengannya, mereka sering bertukar cerita. Shelina jadi tahu banyak hal, rasa keingintahuannya terhadap kehidupan diluar khayangan terpenuhi sudah. Sehari saja mereka tidak bertemu, Shelina merasakan rindu yang amat sangat. Hingga suatu hari, Istana kaca memintanya turun ke bumi. “Seandainya aku bisa terbang, aku pasti akan naik ke tempat tinggalmu” kata Istana Kaca. Shelina ingin sekali, tetapi bidadari yang turun ke bumi tak bisa lagi kembali ke khayangan. “Kamu bisa tinggal di sini bersamaku” Istana Kaca meyakinkannya. Shelina memutuskan untuk pergi, meninggalkan negerinya, meninggalkan bidadari-bidadari lain.

“Shelina, bidadari diciptakan untuk para Dewa, bukan untuk turun ke bumi. Kamu akan menyesal nanti” kata salah satu bidadari padanya. Shelina hanya tersenyum, mengembangkan selendangnya dan terbanglah ia ke bumi.

Pemandangan yang tampak sepanjang perjalanan sangat mengagumkan, Shelina melihat semua yang pernah di ceritakan Istana Kaca. Dari bumi dia bisa melihat langit, sesuatu yang tak pernah bisa dilihatnya dari khayangan. Tapi Shelina juga terkejut dengan apa yang didapatinya di bumi, banyak hutan gundul yang kering, sungai-sungai yang keruh, dan udara yang tidak bening lagi. Kenapa Istana Kaca tidak pernah menceritakan semua itu, dia hanya menceritakan yang bagus dan indah. Akhirnya Istana Kaca mulai terlihat di kejauhan, terlihat persis sama dengan yang pernah dilihatnya di kelopak bunga, bahkan lebih indah. Ada tumbuhan mawar yang merambat sampai ke menara, menyelimuti dinding kacanya yang memantulkan warna langit, mempesona. Shelina tersenyum, oh mungkin dia sudah jatuh cinta, dia merasa riang sekali, akhirnya dia bisa bertemu dengan Istana Kaca. Shelina memejamkan matanya, kakinya mulai menapak di rerumputan yang terasa lembut di kulitnya. Saat itu juga selendangnya berubah menjadi sekawanan kupu-kupu beraneka warna, berjumlah ribuan, terbang bagai menari, lalu satu persatu meninggalkannya. Kupu-kupu berterbangan mengelilingi Istana Kaca, hinggap di kelopak mawar yang merekah menambah semarak suasana. Shelina menghela nafas, dia sudah kehilangan selendangnya, dia tak bisa terbang, dia bukan lagi bidadari.

~*~*~*~

“Hai, aku Shelina..”

“Hai.. Aku Istana Kaca, aku sedang menunggu bidadariku, namanya Shelina juga, bukannkah suatu kebetulan yang menyenangkan kalau nama kalian sama. Dari manakah asalmu puteri?” Shelina mengerutkan kening, dia jadi bingung. Kenapa Istana Kaca tidak mengenalinya? Oh tentu saja, bukankah dia belum pernah melihat parasnya.

“Shelinaku pasti secantik kamu puteri. Aku sudah membayangkan dia hadir disini, dengan selendangnya, karena dia adalah bidadari. Aku berharap dia membawaku terbang suatu saat nanti.” Ada getar bahagia dalam suara Istana Kaca. Shelina tidak ingin merusaknya, dia hanya diam, gelisah karena langit mulai gelap.

“Hari sudah malam puteri, kemanapun kau akan pergi sebaiknya kau lanjutkan besok. Masuklah, kau boleh tinggal disini malam ini.” Shelina menerima tawaran itu. Dia akan mengatakan pada Istana Kaca nanti, bahwa dia kehilangan selendangnya, bahwa dia adalah bidadari yang sedang dinantinya.

Mereka menghabiskan waktu bersama semalaman, berbicara tentang hidup, berbicara tentang dunia, berbicara tentang hari esok, berbicara tentang segalanya. Shelina semakin mengagumi Istana Kaca, bersamanya waktu terasa cepat berlalu, mereka tertawa bersama. Shelina merasa sangat nyaman, seandainya ia bisa menjalani hidup seperti ini selamanya. Pagi hampir menjelang saat mereka sudah lelah. Istana Kaca berkata, “Puteri, kamu pasti lelah, istirahatlah. Aku senang menghabiskan waktu bersamamu. Aku berharap Shelinaku akan secantik kamu. Aku berharap bisa merasa senyaman ini saat bersamanya.”

“Istana Kaca, bagaimana seandainya Shelinamu tidak datang? Bagaimana kalau ternyata dia bukan lagi bidadari?” “Tidak mungkin Puteri, Shelinaku pasti datang, dia akan berada didepanku dengan senyum jelitanya, dengan selendang bidadarnya, dia akan mengajakku terbang. Dia bidadari.” Istana Kaca bersikukuh.

“Tahukah kamu, bidadari akan kehilangan sayapnya saat dia menapak ke bumi, sayap itu akan berubah menjadi kupu-kupu. Dia tak akan bisa kembali ke Khayangan, dia akan menjadi manusia biasa. Dia tak bisa terbang,” Shelina hampir menangis mengatakannya.

Istana Kaca tergelak, “Oh puteri, jangan bercanda seperti itu lagi, kau membuatku ngeri, bagaimana kau bisa mengarang cerita seperti itu? Bidadari akan tetap menjadi bidadari, bidadari bisa terbang dan bidadari tidak mungkin kehilangan selendangnya. Aku akan menunggunya.” “Istirahatlah puteri, terima kasih , aku senang bersamamu malam ini.” Entah kenapa Shelina merasakan nyeri, ada yang teluka jauh di relung hatinya. Tapi dia hanya tersenyum dan mulai menutup mata.

~*~*~*~

Pagi itu Shelina memutuskan untuk pergi, meninggalkan Istana Kaca yang masih menanti bidadarinya. Dia melangkah pergi dengan meninggalkan senyum manisnya. Biarlah Istana Kaca masih menyimpan harapan untuk bertemu bidadarinya. Di sekeliling Istana Kaca kupu-kupu yang merupakan jelmaan dari selendangnya terbang dengan riang.

Shelina belajar sesuatu tentang cinta, cinta bisa datang secepat cahaya, membuat kita tak kuasa untuk mengontrol hati kita, membuat kita bersedia mengorbankan banyak hal untuk cinta. Cinta bisa pergi secepat badai, hanya karena suatu sebab cinta bisa kehilangan rasa. Bila rasa itu begitu cepat datang dan pergi, layakkah dia disebut cinta? Entahlah, semua itu begitu membingungkan. Kelopak bunga tak selalu jatuh ke tanah, kadang dia akan terbang bersama angin. Embun tak selalu melekat direrumputan.

:: Special thanks to someone, u give me a nice inspiration ::

Are You Happy...???

Bahagia, satu kata yang sangat familiar bagi kita. Kita sering mengatakan :

  • Kehadiranmu membuat hidup ini bahagia
  • Kesuksesan yang sudah kucapai benar-benar membuatku bahagia
  • Seandainya aku punya banyak uang, aku pasti lebih bahagia
  • Dan lain-lain

Kenapa kebahagiaan selalu diukur dengan sesuatu?, kenapa kebahagian selalu disebabkan oleh sesuatu?

Kenapa Kita gak memilih untuk mengatakan :

  • Aku bahagia dengan hidupku, tapi aku lebih suka menikmati kebagaiaan ini bersamamu
  • Berapapun uang yang kumiliki aku bahagia, lebih banyak atau lebih sedikit tidak akan pernah mengurangi kebahagiaanku ( waduh yang ini mbulet Laughing, pastinya kalo lebih banyak ya lebih seneng # no comment # )

Sebenarnya kalau kita mau mencoba memikirkan, banyak sekali alasan untuk merasa bahagia. Saat kita membuka mata dipagi hari, kita bisa merasa bahagia karena hari ini Allah masih memberi kesempatan satu hari yang berharga untuk kita isi.

Aku selalu menikmati setiap hal yang aku lakukan, baca buku, majalah, novel, nonton film, belanja, jalan-jalan, ngrumpi, diskusi, denger musik, bahkan biarpun hanya sekedar berada dipusat keramaian dan menikmati kegiatan orang-orang disekitarku. Mengamati ekspresi orang-orang waktu berinteraksi dengan orang lain. The nice time to me. Aku merasa senang saat makan ice cream, merasakan tekstur lembutnya yang meleleh di mulut, dingin... Aku merasa senang saat makan coklat, menikmati rasa eksotisnya yang khas, yang memberikan perasaan nyaman yang gimana gitu Smile. Semua kesatuan diatas membuatku merasa hidup ini menyenangkan, dan aku merasa bahagia.

Aku merasa bahagia saat aku jatuh cinta, sungguh perasaan yang sangat menyenangkan. Rasa tersebut jarang sekali hadir, karena kita tidak akan jatuh cinta dengan setiap orang, dan kita tidak jatuh cinta setiap hari. So, saat perasaan itu datang nikmati aja.

Aku merasa bahagia saat seseorang menyukai kehadiranku, merindukan aku saat aku tak ada disana. Aku merasa bahagia saat seseorang menganggapku istimewa. Dan aku sangat bahagia bila merasa dicintai Embarassed

The Summary... Menurutku gak ada alasan untuk merasa tidak bahagia, karena kebahagiaan adalah suatu pilihan. So, mari kita memutuskan untuk merasa bahagia sesering mungkin Innocent.

Are you happy today..? Yes, I am happy... Ever After..